CPM Palu Kembalikan Uang Rakyat Lewat Program Genting

Palu – PT Citra Palu Minerals (CPM), perusahaan tambang emas yang beroperasi di wilayah Mantikulore, Kota Palu, kembali menunjukkan komitmennya terhadap pemberdayaan masyarakat. CPM menyalurkan dana untuk mendukung program pencegahan stunting melalui gerakan orang tua asuh yang dinamai "Genting".
Superitendent Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat - Corporate Social Responsibility Rahyunita Handayani CPM Palu, menyampaikan bahwa dana yang akan disalurkan merupakan hasil dari kegiatan pasar murah yang digelar selama bulan Ramadan lalu.
"Waktu Ramadan, kami ada kegiatan melakukan pasar murah, hasil dari itu mau kami kembalikan lagi ke masyarakat, nah itu yang kami akan berikan untuk Genting," ujarnya dalam pertemuan bersama kepala Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Banggakencana)/BKKBN Perwakilan BKKBN Sulteng di ruang kerja Kaper, Rabu (9/11/2025).
Langkah selanjutnya, Kemendukbangga/BKKBN Perwakilan BKKBN Sulawesi Tengah akan menyiapkan dan menyaring data penerima manfaat yang berada di wilayah operasional CPM. Kaper Tenny C. Soriton, S.Sos., MM, menekankan pentingnya ketepatan sasaran dan kesinambungan program.
"Lebih baik intervensi diberikan pada sedikit sasaran tapi bisa didampingi secara maksimal hingga batas usia dua tahun, daripada banyak sasaran tapi tidak optimal," ujar Tenny.
Program Genting sendiri sudah mulai berjalan di Kecamatan Mantikulore. Namun, belum seluruh keluarga yang masuk kategori rawan stunting terjangkau oleh program ini. Menurut Koordinator Penyuluh KB Kecamatan Mantikulore, Ici Paturisi, penentuan sasaran tidak hanya berdasarkan data berat dan tinggi badan anak, tapi juga mempertimbangkan pekerjaan orang tua serta kondisi sanitasi di rumah.
"Kami padukan data dari Puskesmas, Posyandu, dan Kemendukbangga/BKKBN. Selain status gizi, kita juga lihat apakah rumahnya masih menumpang, ada jamban atau tidak, dan pekerjaan orang tuanya," jelas Ici.
Tenny menambahkan, stunting tidak hanya mengancam anak dari keluarga tidak mampu. Di kalangan keluarga mampu sekalipun, risiko stunting tetap ada jika pola asuh tidak tepat. Oleh karena itu, bentuk intervensi disesuaikan dengan kondisi keluarga.
"Bukan cuma soal ekonomi. Banyak yang mampu secara finansial, tapi tidak paham cara mengasuh anak yang benar. Untuk kasus seperti ini, pendekatannya adalah edukasi, bukan bantuan pangan, makanya pekerjaan orang tua juga menjadi acuan" tutup Tenny. Lanyolla