Kementerian Kependudukan &

Pembangunan Keluarga/BKKBN

Provinsi Sulawesi Tengah

2 anak lebih sehat

INformaSi digiTAL (INSTAL) seputar Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana)

di Provinsi Sulawesi Tengah

Geografi & Demografi Sulawesi Tengah

 

Informasi geografi & demografi provinsi sulawesi tengah

Program

 

Informasi Program pembangunan keluarga, kependudukan & keluarga berencana (bangga kencana) di provinsi sulawesi tengah

Inovasi Program

 

Upaya lebih membumikan program pembangunan keluarga, kependudukan & keluarga berencana (bangga kencana) di provinsi sulawesi tengah

Buletin Stunting Sulteng

Kabar Berita

Suapan Berjuta Harapan dari Ujung Kota Palu

 

 

Pagi itu, aula serbaguna di Kecamatan Ulujadi tampak sederhana. Tidak ada panggung megah, tidak pula musik menggelegar. Tak ada dekorasi meriah layaknya seremoni besar. Yang terlihat hanya spanduk bertuliskan Kickoff Mandiri Sahabat Desa mendukung Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting di Kota Palu. Beberapa bunga plastik dan hidup yang diletakkan seadanya. Sebagian dekorasi itu bahkan dipinjam dari warga sekitar, dan sebagian lainnya dibawa langsung dari rumah penyuluh KB yang ikhlas menyumbang demi menyemarakkan suasana.

Namun, di balik kesederhanaan itu, ada kisah besar yang sedang ditulis. Tentang ibu-ibu yang menggenggam harapan di tangan kiri dan membawa masa depan di tangan kanan. Tentang anak-anak yang tertawa, menangis, dan menatap dunia dengan mata mungil mereka. Dan tentang sebuah gerakan, yang pelan-pelan membangun masa depan bangsa, satu suapan demi satu suapan.

Sebanyak 38 ibu muda dari berbagai penjuru di kecamatan Ulujadi hadir membawa buah hati mereka. Mereka adalah bagian dari program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting inisiatif kolaboratif antara Bank Mandiri dan Kemendukbangga/BKKBN. Sebuah gerakan untuk memastikan 200 bayi usia di bawah dua tahun (baduta) dari keluarga berisiko stunting di Sulawesi Tengah mendapat perhatian, gizi, dan pendampingan yang layak.

Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Sulawesi Tengah Sry Nirwanti Bahasoan, dalam sambutannya, berbicara lantang namun lembut.

“Pencegahan stunting harus menjadi prioritas. Sulawesi Tengah punya kekayaan alam, tapi anak-anak kita masih ada yang kurang gizi. Saya minta ibu-ibu memanfaatkan bantuan ini dengan sebaik-baiknya. Belajar terus bagaimana memenuhi gizi anak dengan bahan lokal” katanya dengan penuh semangat.

Wanti Anwar, begitu kata yang tertulis pada papan namanya, juga mengingatkan pentingnya penggunaan alat kontrasepsi untuk menjaga jarak kehamilan.

“Kalau KB, yang paling aman saya rasa itu IUD. Paling lama itu implan. Ibu-ibu yang di belakang juga, jangan lupa pakai KB ya” tambahnya sambil melirik ke deretan ibu-ibu yang tersipu dan tertawa kecil.

Sesi sosialisasi pun berlangsung akrab, ditemani kudapan tradisional; ubi dan jagung rebus, putu, serta jambu air. Para penyuluh KB dan Duta Genre Kota Palu berdialog santai, membagikan pengetahuan yang sederhana tapi bermakna.

 

Suapan dan Cerita di Teras Rumah Rayan

Setelah acara di aula serbaguna ditutup, rombongan kecil melanjutkan perjalanan ke sebuah sudut permukiman di kaki gunung kecamatan Ulujadi. Mobil rombongan terhenti di depan lorong karena tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda 4. Olehnya, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri jalan sempit dan berdebu. Ditambah lagi teriknya matahari menambah kelengkapan aura berkah di hari jumat, bahwa hidup harus disyukuri dan semangat bekerja harus terus bergelora.

Akhirnya, rombongan tiba di sebuah rumah batu bercat hijau yang sudah mulai pudar warnanya. Panasnya matahari menembus seng rumah yang bertengger di atas pondasi tinggi.

Di teras rumah itu, Rini Febrianti, wanita berusia 30 tahun berdiri menggendong putranya, Rayan, baduta 19 bulan yang menjadi salah satu penerima manfaat program. Ia berdiri menggendong anaknya menyambut kedatangan orang tua asuh menenteng tas berisikan bahan pangan dan makanan dalam rantang.

Rombongan lalu duduk bersama di atas tikar. Wanti Anwar membuka pelan tempat makan untuk Rayan, yang diberikan saban hari oleh kader dan atau Penyuluh KB. Di dalamnya terdapat sayur kelor bening, perkedel ikan rono, dan buah pepaya. Satu per satu, ia campur dalam sendok.

“Ayo nak Rayan, buka mulut besar” ujarnya sambil menyuap.

Dengan semangat, Rayan membuka mulutnya. Seolah sudah akrab, seolah tahu bahwa suapan itu bukan sekadar makanan tapi bentuk cinta, perhatian, dan masa depan.

Rini, ibu dari Rayan memperhatikan dengan wajah campur aduk antara haru dan senang, secara anaknya disuapi langsung oleh isteri Gubernur sekaligus Ketua TP PKK Sukawesi Tengah

“Dia itu lahir 3 kilo, normal. Tapi pas tiga bulan, beratnya tidak ba tambah. Cuma lima kilo terus. Heran juga” ujar Rini.

Ketika Rayan tak henti bergerak, Rini menyebutnya nakal. Tapi Kepala Perwakilan BKKBN yang kini telah menjadi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga langsung menyela.

“Anak aktif bukan nakal, Bu. Apalagi laki-laki, bukan laki laki kalau tidak aktif. Torang dua laki-laki, jadi baku bela” ucapnya, mengundang tawa dari rombongan.

Wanti Anwar terus menyuapi Rayan, sambil sesekali mengusap pipinya yang belepotan nasi.

“Ayo, sayang, harus sehat" Suaranya.

Ketika mendengar kata “main bola”, Rayan langsung ingin pergi mencari jalan ingin turun ke tanah. Rupanya, itu adalah kata ajaib, bola adalah kesukaannya.

Lebih 30 menit Wanti Anwar menyuapi Rayan, didampingi ibu-ibu PKK lainnya, termasuk seorang dokter yang dengan ringan berbagi tips pengasuhan di sela obrolan.

Menjelang pamit, Wanti Anwar menyempatkan diri berbicara dengan ayah Rayan. Sang ayah datang mengenakan kaos dan bertopi hitam.

“Bapak juga harus dampingi ya. Bukan cuma tugas ibu. Masih mau tambah anak?” kelakarnya.

“Sudah bole bu…” jawab sang ayah pelan, sembari tersenyum malu.

 

Lebih dari Sekadar Bantuan

Program ini bukan hanya tentang pembagian bahan pokok selama enam bulan. Bukan hanya tentang satu acara seremonial. Ini adalah komitmen jangka panjang. Sulawesi Tengah salah satu dari tiga provinsi di Indonesia yang menjalankan program ini.

“Mandiri Sahabat Desa tidak hanya bicara ekonomi dan pendidikan, tapi juga penanggulangan stunting dari fase paling krusial: 1000 Hari Pertama Kehidupan,” ujar Andi Dewi Andriani, SE., M.Ak., Vice President Bank Mandiri.

Di balik ruang tanpa dekorasi mewah, terhimpun semangat kolaborasi yang diinisiasi oleh Kemendukbangga/BKKBN Sulteng dan Bank Mandiri. Semangat ini didukung langsung oleh Ketua TP PKK Sulteng dan Ketua TP PKK Palu, Dinas P2KB Provinsi dan Dinas P2KB Kota Palu, Camat Ulujadi, Kepala Puskesmas, Lurah, dan pastinya para penyuluh KB dan Kader di lapangan sebagai garda terdepan program Gerakan orang tua asuh cegah stunting.

Dibalik suapan sederhana, tersimpan cerita besar. Tentang anak-anak yang sedang tumbuh, ibu-ibu yang sedang belajar, dan para ayah yang perlahan mulai ikut mendampingi dan berkontribusi.

Ini cerita tentang semangat yang tidak menyerah, dan tentang Indonesia yang sedang dibangun dari satu piring nasi, satu potong ikan, satu senyum kecil. Lanyolla